Isnin, September 19, 2005

Pujian Terhadap Junjungan s.a.w.

Ikhwah sekalian, adapun pujian terhadap Nabi Muhammad s.a.w. merupakan satu perkara yang dilakukan oleh para sahabat bahkan di hadapan Rasulullah. Dalam banyak hadits disebutkan bahwa ramai orang dan penyair datang kepada Rasul s.a.w. dan mengucapkan syair yang berisikan pujian terhadap Rasulullah, maka Rasul pun menyambut mereka dan menghormati mereka serta menyambut baik atas pujian mereka. Sebab baginda tahu bahwa mereka melakukan hal tersebut untuk mendapatkan ridho beliau, yang mana mencari ridho Rasul merupakan jalan untuk mendapatkan keridhoan Allah ta'ala. Dan mereka para sahabat Rasulullah, bagaimana mereka tidak memuji Rasulullah, sedangkan Allah sendiri memuji ArRasul shallallahu alaihi wasallam. Kegembiraan terhadap kelahiran Rasul merupakan hal yang baik di dalam syariat, bahkan mengenang kisah kelahiran Nabi atau Rasul merupakan sesuatu yang dicontohkan oleh Allah dalam AlQuran. Sehingga di dalam AlQuran Allah menceritakan tentang kelahiran Nabi Isa alaihi salam, juga tentang kelahiran Nabi Musa alaihi salam. Yang mana Allah menceritakan itu semua secara mendetail. Apabila Allah menceritakan kisah kelahiran mereka para Nabi, maka mengapa kita tidak boleh mengenang kisah kelahiran Pemimpin sekalian Nabi dan Rasul ? Rasulullah menceritakan bahwa Allah ta’ala meringankan adzab terhadap Abu Lahab di neraka pada setiap hari Isnin, dikarenakan kegembiraannya atas kelahiran Nabi Muhammad sehingga ia membebaskan hambanya yang bernama Tsuwaibah yang membawa kabar gembira tersebut kepadanya. Hadist ini disebutkan di dalam Sohih al Bukhori. Padahal Abu Lahab adalah seorang yang kafir yang disebutkan akan kebinasaannya di dalam al-Quran, sehingga turun surat khusus untuk menceritakan tentang kebinasaannya. Akan tetapi Allah tidak melupakan kegembiraannya dengan kelahiran Nabi Muhammad hingga meringankan adzab baginya setiap hari Isnin, hari kelahiran Rasulullah. Maka bagaimana halnya dengan seorang hamba yang mu’min, yang seumur hidupnya bergembira dengan kelahiran Rasulullah dan meninggal dalam keadaan Islam ? Pastilah derajat yang besar bagi mereka, firman Allah : “Katakanlah (hai Muhammad) bahwa dengan karunia dan rahmat Allah, maka bergembiralah dengan hal itu, itu (kegembiraan kalian) lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. Kegembiraan dengan rahmat dan karunia Allah dituntut oleh AlQuran, dan kegembiraan tersebut lebih mahal dan lebih berharga dari apa yang dikejar kejar dan dikumpulkan manusia baik itu harta ataupun kedudukan. Karena itu hendaknya kita memperkuat hubungan kita dengan Rasulullah, dengan menghidupkan sunnah beliau, mengenal riwayat hidup beliau dengan rajin bermawlid, menanamkan kecintaan terhadap beliau dalam lubuk hati kita serta keluarga kita, menjadikan Rasulullah sebagai idola yang tertinggi dan paling dekat dengan umat Islam, serta memperbanyak sholawat kepada baginda. Telapak tangan baginda lebih halus dari sutera, lebih lembut dari kapas dan lebih wangi dari misik. Wangi telapak tangannya menempel pada setiap benda yang disentuhnya. Berkata salah seorang sahabat : "Pada saat Nabi memimpin salat dzhuhur orang orang memegang telapak tangan Rasululah dan menyentuhkan ke muka mereka, aku juga memegang tangan beliau dan menempelkan ke mukaku dan aku merasakan tangan beliau lebih dingin dari es dan berbau lebih wangi dari minyak wangi". (Riwayat Abu Juaifa Shahih Bukhari). Semoga Allah tidak mengharamkan tangan kita yang kotor dengan kemaksiatan ini, untuk menyentuh dan menyalami tangan yang paling mulia tersebut, amiin.

Tiada ulasan: