Kiyai Ahmad Qusyairi

Dikisahkan, suatu malam pada akhir Ramadhan, Syaikh Kholil menyuruh segenap santrinya mencari Lailatul Qadar. Tidak seperti santri lainnya yang melakukan riyadhah sepanjang malam, Kiyai Ahmad Qusyairi justru sebaliknya. Setelah melakukan riyadhah ala kadarnya, beliau tertidur di teras masjid. Tak lama kemudian, menjelang Shubuh, Syaikh Kholil berkeliling mengitari pesantren. Tiba-tiba beliau melihat seberkas cahaya datang dari atas, lalu jatuh ke salah seorang santri yang sedang tidur. Karena suasana gelap gulita, ia hampiri santri itu lalu mengikat salah satu ujung sarung yang dikenakan, sebagai tanda.Selepas shalat Shubuh, Syaikh Kholil membuat pengumuman: “Siapa di antara kalian yang sarungnya ada bundelan (tali simpul) nya?”, setelah ditunggu agak lama, tak satu pun santri yang menjawab, termasuk Kiyai Ahmad Qusyairi yang tak menyadari dialah yang dimaksud. Setelah mengetahui salah satu ujung sarungnya tersimpul, dia justru ketakutan. Tetapi karena Syaikh Kholil bertanyakan lagi, dia pun mengaku dengan penuh ketakutan, kerana Syaikh Kholil memang terkenal dengan ketegasannya. Tapi apa yang terjadi? Ternyata Syaikh Kholil tidak marah, malah tersenyum sambil berkata: “Mulai sekarang kalian (semua santri) tak payah lagi mengaji kepadaku. Cukup mengaji pada Ahmad Qusyairi.” Mendengar itu Kiyai Ahmad Qusyairi seakan tak percaya, dan sejak itu, para santri mengaji kepadanya. Di kemudian hari, beliau terkenal memiliki ilmu ladunni, di mana kemampuan ilmu didapatkan tanpa melalui proses belajar sebelumnya, tetapi kerana kemurahan Allah semata-mata.

Kiyai Ahmad Qusyairi gemar berkelana untuk berdakwah dan menyebarkan ilmu. Beliau juga berjaya membangun beberapa buah masjid di tempat-tempat yang dikunjunginya. Setelah berkahwin dengan puteri Kiyai Yaasin, maka tugas mengasuh Pesantren Salafiyah Pasuruan diserahkan kepadanya. Beliau meninggalkan dunia yang fana ini pada 22 Syawal 1392H / 28 November 1972M, dengan meninggalkan seramai 15 orang anak antaranya Syaikhunal Mukarram Kiyai 'Abdur Rahman bin Ahmad Qusyairi hafizahUllah. Jenazah beliau dimakamkan di kawasan pemakaman belakang Masjid Jami` al-Anwar, Pasuruan. Mudah-mudahan Allah sentiasa membasahikan makamnya dengan siraman hujan rahmat dan kasih sayang. Al-Fatihah.
*******************************************************

Inilah Sholawat Shiddiqiyyah yang tertulis pada akhir halaman kitab "al-Wasiilatul Hariyyah" di mana ianya mengandungi permohonan, dengan berwasilahkan amalan sholawat ke atas Junjungan serta kehormatan Junjungan Nabi dan sahabat baginda Sayyidina Abu Bakar as-Shiddiq r.a., agar dianugerahkan teman yang baik, perjalanan yang aman, kelepasan dari segala kesulitan dan kepayahan.
6 ulasan:
assalamu'alaikum wr wb
Bismillahi walhamdulillah wassholatu wassalamu 'ala rasulillah.amma ba'du
Ya Akhi, ana adalah saudara seagama antum dari pulau singapura.
Boleh antum tunjukkan jalan kepada ana untuk mendapatkan ijazah berserta sanad nya akan bacaan Dala'ilul Khairaat dan Qasidah Burdah.
Kejahilan dan kepayahan ana dalam perjalanan membuat ana amat menghargai jika dapat berhubungan dengan sohibussanad melalui email.
Barakallahu fikum.Wassalam
assalamualaikum.....
Adakah ini Bang Zulkifli yang pernah antar ana atas perintah al-Habib Hasan al-Attos dengan kereta Mesjid Baalwi Singapore?
Subhanallah terimakasih telah memberi petunjuk kpd kami sejarah dari kitab ini ..
Assalamualaikum.
Maaf mau tanya, apakah kitab wasilatul hariyah di cetak dan dijual ditoko kitab??
pemesanan kitab ini dimana ya...
Alhamdulillah . Bisa langsung ketemu dengan putra beliau di bangil, dan Banyuwangi, glenmore
Catat Ulasan